Jika Suatu Hari Datang Yang Berbeda: Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat

Jika suatu hari datang yang berbeda: Kami Sepakat untuk Tidak Sepakat

Ga lama lagi aku akan menikahi dan dinikahi seorang laki-laki yang datangnya entah bagaimana tanpa banyak drama. Hidupku sudah lebih dari cukup soal drama romantis amburadul yang dijalani bertahun-tahun lamanya. Maka cerita yang mengalir biasa saja jadi terasa lebih cocok untuku saat ini. Tulisan ini tentu saja untuk Masgo yang entah kenapa aku merasa sangat bersyukur memilih dia. Penuh.

Jika Suatu Hari Datang Yang Berbeda: Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat
Jika Suatu Hari Datang Yang Berbeda: Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat

Ada banyak hal yang kami diskusikan sebelum akhirnya memutuskan untuk saling menikahi. Ada banyak hal yang kami sepakati soal hidup, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Yang tentu saja tidak mudah adalah menghadapi ketidaksepakatan. Niscaya itu akan terus terjadi selama kami hidup saling menemani ke depan. Maka tidak apa jika kita tidak sepakat pada satu dan dua. Karena apapun bentuknya, kami akan saling menghormati satu sama lain. Tentu ketidaksepakatan ini memiliki batasan yang jelas, kalaupun belum jelas, maka selalu ada ruang diskusi yang pasti terbuka untuk kami berdua berkompromi.

Jika Suatu Hari Datang Yang Berbeda: Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat
Jika Suatu Hari Datang Yang Berbeda: Kami Sepakat Untuk Tidak Sepakat

Masgo, karena bahasa kasihku berbeda denganmu, makasih ya untuk setiap potongan daging yang lebih besar, lebih banyak, yang selalu kamu letakan di piringku setiap kali kita makan. Untuk setiap kesempatan kamu membawakan tasku, mau yang besar pun yang kecil tanpa harus bertanya. Untuk kerelaan hati melewati Pamulang yang macetnya bikin sakit ubun-ubun, dan pemotornya begitu percaya diri keluar gang tanpa tengok kiri kanan. Makasih karena selalu ga percaya aku yang baca maps kalo pergi, karena baca maps adalah tugas mengerikan untukku. Makasih untuk setiap playlist yang sengaja kamu susun. Karena selalu bertanya pendapatku soal apapun, aku tau semua itu adalah bentukmu menghormati dan menghargaiku sebagai individu, sebagai pasangan. Karena selalu punya sisi tegas untuk megambil sikap, aku belajar darimu. Untuk setiap aku yang tidak mau jadi kuat untuk buka botol minum, lalu kamu bersungut-sungut soat feminisme, aku juga akan terus tertawa dan berterima kasih untuk itu. Ada hutang bacaan yang belum aku tuntaskan sampai hari ini, sengaja aku pending, supaya bisa aku baca nanti ketika kamu benar-benar disampingku. ANJAY. INI BOONG HAHAHA yang benernya aku ga sempet baca aja 3 buku rekomendasimu hehe.

Maka menikahimu, hanya tinggal sebentar lagi

Tags

More Posts from Winarasidi and Others

3 years ago

Aku akan menulis untuk diriku sendiri. Semacam terapi untuk menjaga diriku tetap waras. Salah satu kolegaku seorang art therapist menyarankan supaya aku mencoba art journaling untuk jadi semacam personal reflection, membantuku menuangkan dan memetakan setiap emosi yang aku alami. Sejujurnya ini cukup membantu, tapi karena kendala waktu art journaling ini sulit untuk aku lakukan secara konsisiten. Satu-satunya cara ya menulis lagi, di media yang bisa aku ases kapan saja. Kenapa aku menulis lagi? Jujur saat ini karena aku sedang tidak baik-baik saja. Aku butuh meregulasi diri dan mencerna segala hal yang terjadi begitu saja. Selain itu, aku tengah menghadapi ketakutan terbesarku: kehilangan. 

Everyone who has something is afraid of losing it, and people with nothing are worried they'll forever have nothing. Everyone is the same. (Haruki Murakami)

2 years ago

#28 : Tentang Menjadi Teman Baik

Naya adalah orang yang hobinya berbuat baik sama orang lain. Celetukan banyol yang sebenarnya serius selalu aku lontarkan ketika ketemu Naya adalah perkara “aing ngiri siah sama mane, mane temennya banyak”. Meskipun aku ga pernah benar-benar mengukur secara kuantitas. Tapi sebagaimana Naya dikenal oleh banyak orang, dia memang hobi ngumpulin temen. Tiap tikungan, tongkrongan, ada temennya Naya. Becanda, tapi emang ini berlebihan.

#28 : Tentang Menjadi Teman Baik
#28 : Tentang Menjadi Teman Baik

Naya temen aku yang hobinya makan

Selama kurang lebih 16 tahun kami berteman, naik turun kehidupan kami masing-masing udah khatam satu sama lain. Salah satu yang aku syukuri adalah, dalam pertemanan kami, kami ga pernah marahan, ngambekan, bertengkar, itu ga pernah ada di kamus kami. Mungkin kami berdua sudah sepakat tanpa hitam di atas putih, bahwa senyelekit apapun kritik, bisa dilontarkan masing-masing kami. Misalnya, ketika aku sungguh sangat bodoh dalam hal mengingat sesuatu, melakukan hal-hal simpel, Naya bisa dengan enteng bilang bahwa aku goblok. Tentu saja ga ada persaan marah. Karena emang iya hahahaha

Sebelum aku bisa bawa kendaraan sendiri, Naya adalah supir pribadiku. Di Bandung, Di Jakarta. Tentu saja tidak cuma-cuma, karena aku udah pasti jadi sugar mommy nya Naya. Ada satu waktu kerjaanku hanya bayarin bill nya si Naya, tapi ada satu waktu Naya sugih banget dan jadi sugar mommy nya Wina. Begitulah kami, temenan sejak dari urusan finansial hahahaha bengek.

Naya, segimanapun mulutnya perlu sekolah lagi, sekolah tata krama versi norma sosial, versiku tentu saja ga perlu. Aku bisa bersaksi, bahwa jauh di dalam sana, dia punya hati yang sangat hangat. Sangat hangat. Dia peduli banget sama orang lain. Dia bisa punya begitu banyak teman dengan kualitas pertemanan yang terjaga. Aku gatau kenapa bisa? Coba tanya Naya soal tips and tricks #menjaditemansemuaorang

Pernah pada suatu periode, aku mengalami kemunduran yang sangat dalam hidup. Aku sakit secara fisik dan mental. Aku kehilangan 7 kilo berat badan dalam satu waktu. Banyak, banyak teman-teman di sekelilingku turut membantu pemulihanku. Naya salah satunya yang berjasa besar membantuku pulih dari kondisi yang berat saat itu. Aku mengisolasi diri. Iya gengs, aku yang cerah ceria penuh energi ini pernah menghadapi fase seterpuruk itu. Depresi. Naya, dengan kehangatan hatinya, nyamperin aku ke Pamulang. Lebih dari seminggu nemenin di Pamulang, padahal dia tinggal dan bekerja di Bandung. Rela nemenin aku di sini. Dengerin aku yang tiap sebelum tidur isinya cuman nangis dan sambat. Sampe dia berhasil bawa aku keluar dari kosan, ngajak makan, jajan, dan akhirnya aku pulih. Naya, nuhun banget soal ini, urang mungkin ga pernah bilang, tapi kalo ga ada maneh saat itu, Wina hari ini teuing apa bentukannya. Remeh rangginang cigana. Karena Allah, kirim Naya untuk aku pulih, aku sangat sangat bersyukur untuk itu.

#28 : Tentang Menjadi Teman Baik
#28 : Tentang Menjadi Teman Baik

Cape banget, mirror neuron tiap kali pake baju, tydac perlu janjian niscaya HAH HOH HAH HOH NAHA BAJU KOK SAMA

Nay, aku tau apa yang jadi kekhawatiran kamu hari ini. Aku sangat mengerti. Tapi ini bukan ajakan untuk melupakan kekhawatiran itu. Aku juga ga akan bilang kalo ini mudah, atau ini bukan sesuatu yang harus dipikirin, atau bilang jangan lebay. Engga. Aku ga akan bilang hal-hal semacam itu. Karena aku tau, perasaan-perasaan, rasa takut, kekhawatiran yang tengah kamu hadapi adalah valid. Kamu sangat berhak merasakan kesedihan itu. Gapapa, sedih aja sebanyak yang maneh mau. Marah aja semau yang maneh bisa. Aku seperti biasa ada di sekitar, yang bisa kapan aja bilang “hayuk” tanpa mikir dua kali.

#28 : Tentang Menjadi Teman Baik
#28 : Tentang Menjadi Teman Baik

Semoga kita segera tobat dari FOMO terhadap kehidupan duniawi, dan selalu berusaha untuk urusaan ukhrowi ~~~

Selamat ulang tahun Naya, setiap harinya kita ga akan pernah menjadi orang yang sama. Kita berdua akan selalu berubah, dengan peran baru, dengan tugas dan tujuan baru. Tapi kita berdua sadar itu, bahwa teman kita akan selalu bertumbuh, diri kita juga akan selalu bertumbuh. Yang perlu selalu kita ingat, dan ini aku dapatkan selama aku temenan sama kamu adalah: selalu jadi orang baik, selalu jadi teman baik.

#28 : Tentang Menjadi Teman Baik

Kita hadapi sama-sama periode akhir 20an ini yak Nay, tabungan kita masih banyak nih buat dipake makan enak dan tidur nyenyak. Doa buat Naya akan aku panjatkan dalam privat. Makasih Naya udah mau (terus) jadi temen baikku. Makasih Naya udah ngajarin salah satu value hidup yang akan aku pake terus dalam hidup, dalam berbagai peran yang aku punya; jadi baik.

Pamulang, 27 Juni 2023

Aku sertakan, Hindia, untuk Naya


Tags
3 years ago

Hari Disabilitas Internasional 2021

Seperti biasa setelah menyelesaikan tugas kuliah, aku rebahan dan scroll up timeline twitter. Kemudian aku membaca komentar seseorang tentang potongan video yang kurang dari dua menit, menunjukkan seorang menteri sedang meminta, bahkan beliau sendiri mengatakan ‘memaksa’ seorang tuli untuk bicara dihadapan banyak orang. Meski dibalut dengan bahasa yang halus, tentang memaksimalkan mulut sebagai pemberian Tuhan, tetap saja video itu mengganggu saya, terdengar tidak empatik dan menciderai hari Disabilitas Internasional yang menandai pemenuhan hak penyandang disabilitas.

(baca) https://mojok.co/liputan/kilas/mensos-risma-diprotes-karena-paksa-penyandang-tunarungu-bicara/

Tapi ada berita baiknya hari ini, angin seger banget sih setelah terbit Perpres no 68 tahun 2020, Komite Nasional Disabilitas (KND) pertama di Indonesia akhirnya dibentuk. KND akan bekerja dalam pemantauan, evaluasi, advokasi pelaksanaan penghormatan, perlindungan juga pemenuhan hak penyandang disabilitas. Jika kita melihat roadmap layanan kesehatan inklusif disabilitas Kemenkes yang sekarang, apresiasi banget perkembangan di level macro, level kebijakan di pusat. Peta jalan “pelayanan kesehatan untuk semua” ini memiliki 7 strategi utama diantaranya; 

Mengatasi hambatan fisik dan informasi dalam mengakses layanan Menyediakan tenaga kesehatan yang terampil dan peka disabilitas Menyediakan layanan kesehatan yang menyeluruh Meningkatkan partisipasi penyandang disabilitas Menguatkan mekanisme dan pelembagaan implementasi kerangka kebijakan Meningkatkan anggaran sektor kesehatan di tingkat pusat dan daerah untuk pengembangan layanan inklusif Mendorong kebijakan dan program yang berlandaskan informasi akurat. 

Tentu saja implementasi di level bawahnya yang harus jadi perhatian semua orang. Ga cuman itu sih, pola pikir pejabat tentang disabilitas juga sama pentingnya dengan produk kebijakan apapun untuk ikut diperhatikan. Semoga video viral menteri tadi ga perlu ada lagi, yang tidak sensitif dan tidak empatik.

Lalu pola pikir seperti apa yang harus dikembangkan? Sejauh yang aku pahami, disabilitas adalah konsep yang dinamis, ia terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Menurutku penting untuk mengenal perkembangan dalam melihat disabilitas. Dahulu, paradigma yang berkembang adalah berdasarkan moral juga pendekatan religious. Disabilitas dianggap sebagai dosa, kutukan, dan sebagainya (anggaplah ini anggapan yang berkembang di zaman kegelapan). Kemudian disabilitas bergerak ke charity model dimana masyarakat melihat orang dengan disabilitas melalui kacamata belaskasihan dan objek amal semata. Lalu perkembangannya bergerak ke paradigma medis atau rehabilitasi. Paradigma ini juga dipengaruhi industrialiasi dan kapitalisme, dimana manusia dipandang sebagai alat produksi, jika ada manusia yang cacat dan tidak produktif maka harus diperbaiki. Perkembangan dunia medis juga membuat kecacatan harus diobati sehingga muncul pusat-pusat rehabilitasi. Hingga saat ini perkembangan mengarah ke rights based model, dimana peralihan cara pandang secara global bahwa disabilitas memiliki kesetaraan hak sebagai manusia. Pola pikir disabilitas sudah berkembang dan meninggalkan cara pandang lama yang melihat disabilitas sebagai objek tetapi subjek, berkembang dari masalah medis menjadi masalah interaksi sosial, dari pendekatan amal ke pemenuhan hak, dari proses yang eksklusif menjadi inklusif.

Kita cukupkan saja romantisasi penyandang disabilitas yang sukses sebagai objek motivasi seolah mereka luar biasa dengan pencapaiannya. Seolah aneh dan jarang mereka bisa berhasil. Justru lihat kembali hambatan lingkungan apa saja, hambatan sikap masyarakat yang mana (ex: stigma dan diskriminasi) yang selama ini telah membatasi mereka untuk berpartisipasi optimal ditengah-tengah masyarakat kita. Berapa banyak orang dengan disabilitas yang tidak bisa berpartisipasi secara optimal di rumah, sekolah, tempat kerja, atau di masyarakat karena hambatan yang datang dari lingkungan, bahkan dari piranti kebijakan, bukan dari keterbatasan mereka?

Selamat Hari Disabilitas Internasional teman-teman

3 years ago

Akhir-akhir ini aku nugas sering banget ditemenin lagu ini. Enakeun banget ampun!

3 years ago

20/11/21

Kali ini aku masuk kelas virtual dengan terburu-buru, setelah tanpa sengaja ketiduran di ranjang kosan. Sebelum kamera leptop menyala, aku sempatkan memperbaiki riasan sekenanya. Hari ini mata kuliah Pengantar Kesehatan Mental Komunitas dan Disabilitas, dosen tamu kali ini Dr. Bahrul Fuad, MA (niscaya setelah ngecek LinkedIn aku terkagum-kagum dengan profil beliau). Pak Fuad terlahir dengan disabilitas dan hidup menggunakan kursi roda, dan kemarin mengisi kelasku dengan sangat mengagumkan. Kami berbicara tentang konsep dan perspektif disabilitas, diskusi yang terbangun begitu menarik. Aku sangat suka berada di ruang kelas, belajar, dan mengetahui sesuatu yang baru.

disability is “an evolving concept”, but also stresses that “disability results from the interaction between persons with impairments and attitudinal and environmental barriers that hinder their full and effective participation in society on an equal basis with others” -  The Preamble to the CRPD

Jika melihat definisi ini, seseorang dikatakan sebagai disabilitas ketika terjadi interaksi antara keterbatasan seseorang baik fisik dan/atau mental dengan hambatan lingkungan dan sikap masyarakat yang menyebabkan dia tidak bisa berpartisipasi dalam masyarakat secara setara. Persoalan disabilitas bukan pada impairment-nya, tapi justru di luar dirinya. Peningkatan partisipasi sosial orang dengan disabilitas dapat dicapai justru dengan mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi penyandang disabilitas dalam kehidupan mereka sehari-hari (hambatan lingkungan dan sikap masyarakat).

Pak Fuad membagi pengalamannya ketika study di Belanda, dia tidak merasa dirinya disabilitas karena ketika ia di Belanda, ia bisa berpartisipasi di masyarakat sebagaimana manusia lainnya. Beliau bisa menggunakan angkutan umum dan mengunjungi tempat-tempat yang dituju dengan mudah, karena lingkungan tidak menghambatnya untuk bergerak dan berpartisipasi. Ketika beliau kembali ke Surabaya, beliau kembali menjadi disabilitas. Cerita lain, ketika Pak Fuad merasa heran karena tidak pernah ada rapat warga di tempat beliau tinggal. Ketika ia bertanya tentang rapat rutin yang mungkin ada, ternyata para tetangga telah bersepakat untuk “memaklumi” kondisi Pak Fuad sehingga dianggap tidak perlu ikut rapat warga. Padahal Pak Fuad sendiri ingin dan bisa untuk ikut bersosialisasi dengan tetangganya. Hmm.

Sudah seharusnya kita mulai melihat disabilitas dengan kacamata yang lebih jernih. Setiap manusia unik, dan pemahaman uniqueness ini perlu ditingkatkan terutama oleh kita yang merasa non-disabilitas. atau yang kadang-kadang ngerasa sempurna tanpa kelemahan.

terakhir ada kutipan milik Pak Fuad yang sangat berkesan sekaligus nyentil ulu hati:

“everything you hear about disability is an opinion, not a fact; and everything you see on disability is only a perspective, not the truth; unless you experience it.  (Bahrul Fuad, 2017)

2 years ago

Berbagi Playlist juga Bentuk Love Language (setidaknya buatku)

The Love Language Profile yang ditulis oleh yang empunya Chapman (2015) digunakan untuk menilai cara-cara individu dalam berkomunikasi. Seperti yang kita tau, ada lima bahasa kasih yang amat populer disisipkan dalam obrolan anak-anak remaja atau manusia dewasa, diantranya; words of affirmation, quality time, receiving gifts, acts of service, dan physical touch. Chapman juga berpendapat bahwa alasan utama munculnya masalah dalam hubungan adalah karena pasangan berbicara dengan bahasa cinta yang berbeda. Bagiku masih masuk akal. 

Aku justru amat menyadari hal ini ketika bekerja di Aceh Singkil. Lalu amat tersiksa atas relasiku dengan salah satu teman sepenempatan. Susah banget rasanya komunikasi sama dia. Gini salah gitu salah. Terus aku merasa sudah sangat berusaha membangun komunikasi, mencoba memahami, tetap saja nihil. Hasilnya? Ya akunya aja goblok sebenarnya hahaha

Lalu gagasan ini muncul ketika kami memiliki waktu refleksi yang dingin, dimediasi oleh pihak ketiga. Mentor. Dengan segala permasalahan yang terjadi antara aku dan dia, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena kami berbicara dengan bahasa kasih yang berbeda. Bagiku, yang dominan words of affirmation, nanyain kabar, nyemangatin dengan kata-kata, sudah sangat mewakili kepedulianku terhadap teman sepenempatan. Tapi ternyata, bagi dia yang acts of service, semua itu hanya omong kosong dan ilusi kalo aku ga sampe nyamperin dia sebagai bentuk komunikasi dan dukungan yang diharapkan. Sampe belut buluan, maksud kami ga akan pernah ketemu! Karena aku sudah merasa cukup, sedangkan dia tidak. Juga sebaliknya. Ketika dia lupa bilang tolong, maaf, atau terima kasih, aku bapernya minta ampun sampe ke ubun-ubun. Dongkol. Meskipun hanya ada dalam kepalaku saja. Ya ini pengalaman relasi sosialku yang coba menerapkan teori love languagenya Chapman. Setelah tau, rasanya lebih mudah berinteraksi secara sehat dan dua arah. Kami saling memahami dan toleransi terhadap kebutuhan orang lain. Lantas dalam relasi romantis? Ya silakan yang punya pengalaman boleh mengingat-ngingat. 

Akhir-akhir ini aku sedang merasa penuh, akibat berbagi playlist dengan mereka yang terdekat dan terkasih. Ketika stres menyerang, sungguh kalimat sederhana “Win dengerin ini deh”, rasanya memberikan ketentraman batin yang tiada dua. Konten yang dibagi denganku juga beragam, mulai dari podcast, video youtube, ceramah, diskusi tertentu dan terutama musik. Mereka yang membagi playlistnya denganku tentu saja sudah lebih dulu mendengarkan, bisa jadi juga merupakan bagian favoritnya, lalu mereka dengan sadar membagi, merekomendasikan, dengan penuh perhatian kepadaku. Tentu sangat membuatku penuh. Haru. Hangat. Terkadang ingin mewek. 

Buat kalian yang menyempatkan, untuk sekian detik, memikirkan playlist dan membaginya denganku. Aku sangat berterima kasih. Sangat berarti bagiku. Sungguh. Semoga kalian selalu dipenuhi cinta kasih setiap hari :) 

source: youtube.com Salah satu lagu yang aku nikmati akhir-akhir ini, silakan ikut mendengarkan jika berkenan. 


Tags
3 years ago
Ada Masanya Ketika Mengucapkan Terima Kasih Sulit Sekali Untuk Dilakukan. Atau Ketika Meminta Maaf Jadi

Ada masanya ketika mengucapkan terima kasih sulit sekali untuk dilakukan. Atau ketika meminta maaf jadi pekerjaan yang melelahkan. Keduanya selalu tidak tepat untuk disampaikan. Hingga pada akhirnya, terima kasih dan maaf kehilangan kekuatannya. Manusia kehilangan ruang untuk dialog.

2 years ago

“Kok Makan Sendirian Mbak?”

Aku adalah manusia yang ga punya masalah ketika harus makan sendirian. Engga inget pasti sejak kapan prinsip ini aku pegang. Bagiku, makan ya makan. Proses mengunyah dan menelan makanan, sampai akhirnya kenyang dan ga lagi lapar. Perkara ada temennya atau engga, bagiku itu di luar proses makan. Bukan berarti aku tidak menyukai untuk makan bersama orang lain. Tentu saja senang bisa berbagi ruang saat makan. Tapi makan sendirian pun tidak mengurangi perasaan senangku ketika ketemu makanan. 

Singkatnya, hari ini aku memutuskan makan siang di salah satu rumah makan padang yang sudah sering direkomendasikan teman-temanku di Pamulang. Kebetulan letaknya berdekatan dengan salah satu cafe yang akan aku kunjungi sore ini. Perut kecil yang kayanya ususnya panjang ini kurang kenyang jika hanya makan berat di cafe hehe. Makanya mampir dulu ke nasi padang. Seperti biasa aku hanya kaosan dan gendong ransel. Setelan pindah nugas dari kosan ke cafe, tapi males dandan. Seperti biasa aku pesan makan.

image

Setelah aku nemu meja kosong di pojokan, aku memutuskan menunggu pesanan sambil nonton Laal Singh Chaddha di Netflix, dengan pemeran utama Aamir Khan (favoritku! hampir semua filmnya aku tonton) dan Kareena Kapoor, aktris yang sudah muncul di tv sejak aku kecil. 

Anw, pelayannya dateng bawa piring isi ayam bakar. Aslinya lebih banyak dibanding di foto, karena nasinya numpuk dan mleber. Tapi apa yang pelayan itu katakan sesampainya dia di mejaku? 

“Kok makan sendirian Mbak?”

Aku balas hanya dengan tersenyum. Tak lama dia segera kembali bekerja dan meninggalkan mejaku. Lantas aku hanya bisa tersenyum. Jika aku hitung dengan teliti, berapa puluh kali aku dapat pertanyaan bernada sama. Mungkin bisa aku hitung sejak 2013, ketika pindah untuk berkuliah di Depok. Aku sudah memulai praktik makan sendirian. Hasilnya pasti banyak. Mereka yang bertanya demikian engga kenal tempat. Di warung padang, pecel lele, tempat ngopi mainstream, tempat ngopi indie, bahkan warung bakso favoritku di Garut, bertanya sampai dua kali untuk memastikan apakah aku makan sendiri dan apakah ga ada temen yang nyusul. Selama ini jawabanku beda-beda, kadang aku tanggapi serius, kadang aku becandain, kadang kaya hari ini cuman aku senyumin. Kenapa manusia begitu penasaran dengan perkara temen makan orang lain? Padahal yang kenyang perutku. Pertanyaan model begini ga akan bikin kenyang rasa penasaran atau basa basimu. Tentu saja jika di lain hari aku masih dapet pertanyaan begini, aku masih akan senyum-senyum sendiri :)

3 years ago

Kuhentikan Hujan - Sapardi Djoko Damono

Kuhentikan hujan. Kini matahari  merindukanku, mengangkat kabut pagi perlahan Ada yang berdenyut dalam diriku Menembus tanah basah dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari Tak bisa ku hentikan matahari memaksaku menciptakan bunga-bunga

Selamat Ulang Tahun, Sahabatku Nurrayyan Alfatihah

3 years ago

Makoto Shinkai; rasanya tau aku butuh apa

00.06 WIB 

image

pict source: https://theoddapple.com

Berakhir di depan leptop, padahal 15 menit yang lalu aku sudah mematikan lampu dan mencoba tidur. Hingga notifikasi email masuk dari salah satu Profesor di UI yang memintaku mengirimkan manuskrip jurnal penelitian yang sedang aku tulis. Sepertinya mendesak, maka aku putuskan membalas email dan mengirim manuskrip yang beliau minta. Setelah memastikan email terkirim dengan selamat, aku tergiur untuk menunda tidur beberapa menit lagi. Aku ingin menulis tentang Makoto Shinkai. Aku agak picky sama film dan anime Jepang, saking pilih-pilihnya, aku rela memutar ulang berkali-kali Only Yesterday produksi Studio Ghibli. Iya, aku anak visual yang dimanjakan semua animasi produksi Ghibli. Tapi, kali ini aku berani melakukan eksplorasi dalam khazanah per-anime-an seorang Wina. Aku menjajaki karya-karya Makoto Shinkai mulai dari  5 Centimeters per Second,  Your Name,  Weathering with You, dan tentu saja She and Her Cat yang merupakan film pendek durasi 5 menit yang memberi kesan paling dalam buatku. Masih ada beberapa karyanya yang masuk ke daftar tungguku, mengatur waktu antara kuliah, kerja paruh waktu, dan full time overthinker tentu saja sulit. 

Awalnya aku merasa pesimis dengan genre romantis yang muncul di film-film Makoto Shinkai, aku lebih tertarik pada cerita misteri dan fantasi. Bagaimana bisa dua tokoh karena perkara tidak berani menyampaikan perasaannya masing-masing bisa begitu menderita sepanjang cerita. Aku akan permisi ke toilet saja dibanding menyelesaikan tontonan. Tapi ternyata ada hal lain yang membuatku bertahan dan menyelesaikan setiap filmnya tanpa skip. Ternyata aku mengagumi visualnya. Menyelesaikan setiap film mengingatkanku pada menggambar dan melukis. Kegemaran yang sudah lama sekali aku tinggalkan. Seingatku, terakhir kali melakukannya ketika aku melukis sesuatu untuk mantan kekasihku dulu. Selebihnya, aku tidak pernah melakukannya lagi. Kehebatan visualnya membuatku rindu untuk melakukan kembali hal-hal yang biasa aku lakukan, yang membuatku senang dan merasa hangat. Rencana tindak lanjut dari sini adalah membeli beberapa hal yang aku butuhkan, kanvas, cat, micron drawing pen, krayon, pensil. Iya, Makoto Shinkai tau apa yang sedang aku butuhkan saat ini. Semesta yang ku lukis sendiri.  (Pamulang, hari yang berat setelah ujian akhir biostatistik 3 sks)

Loading...
End of content
No more pages to load
  • gerbongkosong
    gerbongkosong liked this · 1 year ago
  • arunikaswastamita
    arunikaswastamita liked this · 1 year ago
  • illustep
    illustep liked this · 1 year ago
  • winarasidi
    winarasidi reblogged this · 1 year ago

43 posts

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags